Menaklukkan Mafia Hukum ke Akar-Akarnya
Review buku Negeri di Ujung Tanduk
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 978-979-22-9429-3
Tahun: 2013
Thomas sebagai tokoh utama adalah seorang konsultan politik. Ia memiliki hobi bertinju ke penjuru dunia dan pada kisah ini ia bertarung di Makau.
Pemuda itu, selalu bisa berperang dengan kondisi dan situasi yang genting. Tak peduli kapan-pun Thomas selalu sedia menghadapi situasi berkali-kali rumitnya. Setiap di Ring tinju dia berusaha membuktikan menjadi petarung sejati.
Saat menyenangkan di Makau, Kadek dan Opa mengejutkan dalam lelapnya bahwa ia mendapati kapal pesiar baru berkelana di Hongkong sebagai pengganti kapal Pasifik yang ia punya dahulu. Melalui ujung telepon Kadek memanggil dengan suara riang dan empuk sekali.
Tere Liye bercerita Thomas muda sangat penuh percaya diri akan kemampuannya sebagai konsultan politik. Rekan politiknya JD begitu mempercayainya dalam pertarungan kontstelasi politik. Cerita berhasil membuat pembaca tidak mudah menebak kelanjutan kisahnya.
Tak ambil pusing sepenuhnya JD percaya bahwa Thomas bisa menjalankan misi demi misi yang ia jalankan.
Membuka wajah Asli Demokrasi
Thomas dalam konferensi internasional di Hongkong menyinggung aktivitas politik yang ia tekuni. Pada cuplikan dialog wawancara ia menjawab:
“Maafkan saya, tapi saya akan tegaskan di depan kalian semua, bahwa bagi kami, politik tidak lebih adalah permainan terbesar dalam bisnis omong kosong, industri arti- fisial penuh kosmetik yang pernah ada.”
Memiliki makna hakikatnya demokrasi. Kapanpun segala akses bisnis bisa berubah menjadi aspek politik bisa juga kebijakan publik. Hanya sedikit di poles untuk memanjakan mata dan enak didengar telinga.
Itu yang ia tegaskan pada dialog selanjutnya, citra politik dalam demokrasi tidak lebih hanya sekedar memoles omong kosong dan menjualnya yang kemudian menjadi king maker mendudukan orang-orang untuk berkuasa.
Lalu disela-sela wawancara, Thomas dan Maryam seorang wartawan reporter review mingguan terkemuka di kawasan Asia, juga menggambarkan parahnya demokrasi dengan mengilustrasikan narasi yang lugas. Tere Liye selalu mengulas fakta dengan tajam dan bernas.
Lantas Thomas menceritakan bahwa tidak ada demokrasi untuk orang bodoh. Karena pada sistem demokrasi ketika kita adalah seorang konsultan politik, atau pemilik bisnis, perusahaan raksasa, konsesi pertambangan, perkebunan dengan jalan itulah cara untuk menyumpal rezim.
Tentu buruk rupa demokrasi semakin diperkuat dengan tokoh publik yang pandai berjanji. Bukan sekali dua kali bukan?
Thomas sebagai karakter yang ambisius ingin membongkar mafia-mafia hukum berjalan atas nama demokrasi.
Terlepas dorongan masa lalu yang menjadi klimaksnya, tentu Thomas sangat kuat dan bergairah untuk meruntuhkan rezim penuh kedustaan.
Mama papanya hangus terbakar dalam insiden bisnis keluarga. Fenomena runtuhnya bank Semesta yang menyeret nama Om Liem membuatnya ingin terjun ke lapangan langsung membasmi mafia hukum negeri di ujung tanduk.
Sepak terjang itulah yang akhirnya menjebak dirinya, menjadikan ia sebagai orang yang perlu disingkirkan. Banyak pembenci yang tak suka padanya untuk mengembalikan orang-orang jujur memimpin.
Saat tengah asik menyantap sarapan bersama Maryam, tiba-tiba ada kejutan yang menyibakkan mata serta membuat degup jantung berdetak lebih keras.
Seratus kilogram heroin dan sekarung senjata api ditemukan saat berlayar menggunakan kapal pesiar baru itu. Begitulah awal cerita ini bermula. Thomas muda menyusun siasat, mengerahkan penuh energi menghadapi situasi kepalsuan dan segala macam kelicikan yang ditemukannya.
Payung Hukum untuk Perlindungan Siapa?
Cerita bergenre aksi ini membuat dada berdebar saat setting cerita memperlihatkan tertangkapnya bukti yang tak menyadarkan mereka berempat.
Tiba-tiba klien politik Thom menelepon untuk memintanya kembali ke Jakarta sesegera mungkin, kliennya itu bicara bahwa peta dukungan politik berubah haluan dan ada eksalasi manuver raksasa tak terlihat.
Sejak pemberitahuan itulah tak lama segerombolan orang dengan pakaian taktis, bersenjata lengkap, berloncatan gesit dari dua mobil operasional.
Mereka adalah pasukan antiteror otoriter Hongkong SAR. Menyodorkan moncong senjata ke arah Thom, Opa, Kadek dan Maryam.
Tentu kepanikan terjadi diantara mereka. Secara resmi ditangkap karena temuan seratus kilogram heroin dan sekarung senjata api.
Setelah itu mereka diinterogasi oleh Detektif Liu, yang merupakan bagian dari anggota pasukan tersebut. Sulit serba kacau, hal apapun tak dapat mereka buktikan bahwa barang-barang itu bukan milik mereka.
Akhirnya Thomas memutar otaknya. Opa yang sudah sering menghadapi situasi serius dengan sigap berpura-pura sakit. Menjatuhkan dirinya ke lantai dan Thom memberikan alibi bahwa ia ingin menelepon dokter terdekat. Tapi petugas itu tidak percaya.
Tak tunggu waktu lama, alasan menelepon dokter Hongkong bisa disetujui karena darurat. Tanpa sepengetahuan petugas Thomas menelepon Lee rekan sejawatnya, juara bertahan yang ia kalahkan di Ring tinju saat di Makau. Janji petarung siap dipenuhi, mereka bercakap menggunakan bahasa Jerman yang artinya meminta bantuan di Hongkong.
Bala bantuan itu datang dari belalai crane merusak gedung. Mereka berempat menungganginya, cerita dramatis diperlihatkan Maryam yang gusar dan panik menghadapi situasi.
Aksi kejar-kejaran terjadi sebelum gedung runtuh dan meledak. Mereka berempat disambut dengan mobil SUV melaju kencang menuju Bandara. Lee datang di saat yang tepat.
Mobil melaju dengan kencang berkelahi dengan waktu, agar situasi aman berkas-berkas identitas mereka segera diganti. Semua dokumen dibuat atas nama warga negara Malaysia.
Usut punya usut Lee merupakan cucu dari sejawat Opa saat terombang-ambing di lautan lepas. Kakek Lee bernama Chai sakit keras dan Opa membantu untuk mengobati dan berbagi makanan kepadanya. Karena hutang budi itu Lee menuruti cerita dari Kakeknya untuk membantu Thom.
Mereka kembali di Jakarta dalam kondisi sebagai buronan. Kadek dan Opa bersembunyi di sekolah tempat Thom kecil dulu bernaung.
Thom dan Maryam tak menunggu waktu lama menyusun strategi di kantor tempat ia berkecimpung. Meminta Meggie sekretarisnya untuk melacak informasi dengan detail dan meminta Kris ahli IT memetakan hubungan mafia-mafia hukum melancarkan aksinya.
Di sinilah terlihat bahwa Thomas menghadapinya dengan gagah berani serta perlawanan itu begitu sengit. Membongkar makar sesungguhnya siapa dalang ini semua. Thom muda memiliki mentalitas tak terkalahkan dan selalu tegap berdiri tanpa peduli apapun alasannya.
Pikirannya berkecamuk mana kala, rekan politiknya JD diduga melakukan korupsi saat menjadi gubernur. Semua itu fitnahan yang membuat mereka terjebak sebagai pihak yang benar. Deskripsi Tere Liye dalam novel ini, mensyaratkan bahwa rezim negeri di ujung tanduk sangat licik memainkan hukum. Politik belah bambu istilahnya.
Empat anggota DPR terlibat dalam peseteruan politik itu dan menjadi bagian dari mafia hukum saat Kris berhasil memetakan struktur birokrasi licik itu.
Thomas dan Maryam dihajar habis-habisan, disiksa, dipenjara dan mencoba menyogok petugas tapi tak berhasil. Mereka seakan terkepung dibuat tak bisa melarikan diri.
Beruntungnya, masih ada petugas kepolisian yang jujur memihak kepada Thom. Mereka lari dari sel dengan rencana kepala penjara sel yang merupakan kawan Ring tinju Thom. Rudi namanya. Membuat semua penghuni isi sel sakit perut bukan kepalang. Mereka kabur dengan bantuan helikopter menuju kota Bali.
Saat di Bali, Thom berpidato kepada seluruh anggota politik. Memberikan petuah membangun yang membakar semangat mereka untuk kembali mendukung JD. Meski ada dua kubu yang kini terpecah.
Akhir cerita ditutup dengan terbuka tabir siapa saja mafia hukum. Masih menjadi teka-teki karena otak dari cukong mafia hukum betul-betul tidak meninggalkan jejak digital. Selain itu, ternyata Om Liem ikut serta menjadi bagian dari mereka.
Tapi Thom menerka-nerka, orang yang ia kenal pada saat Om Liem tertangkap dan siapa orang yang menghabisi nyawa kedua orang tuanya adalah Shinpei.
Bandit ternama dari penjual terigu menjadi konglomerat dunia. Belum di ketahui seratus persen, yang jelas semua bukti mengarah padanya.
Melihat kondisi yang demikian, momen ini dimanfaatkan oleh Thom. Ia membujuk Om Liem pada saat menjadi tahanan KPK. Bersakasi untuk membuka kejahatan serta membuka dalang ini semua.
Melalui tangan KPK aksi Thom terbantu dengan baik. Memindahkan Om Liem ke tempat yang aman untuk bersaksi siapa mafia hukum selama ini. Berat bagi Om Liem, namun tidak ada pilihan lain menebus kesalahannya pada Thomas keponakannya.
Sayangnya rencana itu gagal, Tere Liye berhasil membuat pembaca meningkatkan adrenalinnya. Menyulut emosi yang geram dan marah mengutuk para mafia hukum negeri di ujung tanduk.
Om Liem diculik dengan sadis di bawa ke dermaga Hongkong. Nyaris babak belur, rencana Thom terendus oleh penjahat mafia hukum. Pihak mereka meminta Thom selama 6 jam menyusul Om Liem meminta semua bukti untuk diamankan.
Thom berpamitan kepada timnya, jika ia kemungkinan besar berada dipersimpangan hidup dan mati. Mermperisapkan segala kemungkinan buruk terjadi.
Thom mendarat dengan sempurna. Situasi itu sangat mencekam. Tak disangka, ternyata benar Shinpei adalah otak dari semuanya. Semua hakim, jenderal berpangkat, serta anggota DPR yang tidak mendukung JD ada di pihak mafia hukum.
Senjata diarahkan ke hadapan Thom. Baginya lebih baik kehilangan nyawa dari pada menyerahkan bukti-bukti itu kepada Shinpei.
Namun naas, sikap keras Thom mengakibatkan kaki Om Liem ditembak dan semakin membuat dirinya tak berdaya. Lalu senjata bersiap menembakkan peluru di hadapannya.
Saat senapan di tarik, ternyata plot twist dari cerita ini adalah bantuan dari Rudi kepala penjara di Jakarta tempo hari dan Detektif Liu yang juga ikut menyerang. Cerita dimenangkan oleh Thom bahkan rekan politiknya juga unggul dalam konvensi politik serta terbebas dari tuduhan korupsi.
Meski cerita ini hanyalah fiksi belaka, tetapi Thomas menjadi inspirasi pemuda untuk bisa menjadi pribadi tak terkalahkan. Melawan rezim dengan gagah berani apapun resikonya. Tentu, tidak dengan tangan kosong. Segala persiapan dan kesungguhan menjadi simbol perlawanan.
Jelas Thomas tetap konsisten berdiri mengusung kebenaran. Karakter keberanian itu melekat untuk ditiru. Tidak ikut-ikutan dalam kancah perpolitikan yang kacau. Justru malah berupaya terdepan dalam melakukan perubahan yang terang.
Penulis berhasil menciptakan suasana yang menegangkan. Alur cerita dan kemasan yang baik sehingga sangat disayangkan untuk dilewatkan membacanya.
Komentar
Posting Komentar